Saturday, February 15, 2014

REVIEW : PUKAT (Serial Anak-anak Mamak)



Salah satu resolusi saya di tahun 2014 adalah lebih banyak menulis. Setelah setahun kemarin terlalu eksis aktif di dunia maya dan sosial media lainnya dan merasakan beberapa dampak negatifnya tahun ini yah banyakin nulis blog nya deh.

Niatnya nih udah mau mulai dari awal Januari eh tapi kok tapi .... sampai mau akhir Februari belum mulai ajaaaa, sebenernya sih bingung juga mau nulis apa dan mulai dari mana. Dan kayaknya dimulai dari review abal-abal buku yang baru kemarin selesai di baca aja deh. Deuh preambulnya panjang bener .. Here we go !

PUKAT adalah buku kedua dari 4 buku serial anak-anak Mamak karangan Tere Liye. Keempat bukunya saling berhubungan namun memiliki cerita sendiri-sendiri. Keempat anak mamak ini adalah anak yang spesial ada Eliana sang pemberani, Pukat yang jenius, Burlian anak istimewa dan Amelia si gadis yang kuat. Mamak sendiri adalah wanita berhati mulia walaupun tegas pada anak-anaknya namun dia adalah ibu yang lembut hatinya. Mereka tinggal di suatu lembah di pedalaman Sumatra.
Pukat si jenius adalah anak kedua Mamak dan Bapak. Salah satu kejeniusan Pukat diceritakan pada saat menangkap perampok dalam kereta api saat dia, Bapak dan Burlian akan pergi ke kota. Kereta yang meraka tumpangi rupanya menjadi incaran para perampok, saat melewati terowongan yang gelap dan panjang, perampok itu beraksi dan Pukat berhasil mencari cara agar perampok tersebut bisa tertangkap dan tidak kabur berbaur dengan penumpang lain di stasiun terakhir.

Dibuku ini juga menceritakan tentang persahabatan Pukat dan Raju, tentang cinta kasih Mamak, gotong royong dalam masyarakat dan yang paling saya suka adalah cerita tentang Petani adalah Guru kehidupan. Dalam bab-bab ini Pukat dan adiknya Burlian diberi kesempatan oleh Mamak untuk mengikuti perjalanan satu butir nasi. Saat itu bapak akan membuka hutan untuk ditanami padi. Pelajaran yang merubah hidup Pukat dan Burlian selama satu tahun kedepan. Ada satu nasihat yang saya sangat suka yang Bapak sampaikan pada Pukat dan Burlian saat membantu pekerjaan di sawah.

Bagi kita, Petani adalah kehidupan. Proses panjang menghargai kasih-sayang alam dan lingkungan sekitar. Proses panjang dari rasa syukur kepada yang Maha Kuasa. Padi-padi ini tumbuh subur, tapi hanya dengan kebaikan Tuhan-lah, esok-lusa akan muncul bilur-bilur padi yang banyak. Kita tidak pernah bisa menumbuhkan padi, membuatnya berbuah, kita hanya bisa membantu prosesnya.

Proses untuk meraih sesuatu adalah kewajiban manusia namun hanya dengan kebaikan Tuhan-lah segala hasil yang baik akan didapat. Diakhir cerita Pukat berhasil menggapai cita-citanya menjadi peneliti dan sedang melanjutkan kuliahnya di Amsterdam.

Secara keselurah saya suka banget sama serial anak-anak mamak ini, buku khas anak-anak yang mengajarkan tentang kesederhanaan, kenakalan khas anak-anak, gotong royong, kejujuran, kebaikan alam, pentingnya menjaga lingkungan, dan mengambil seperlunya dari alam. Buku yang bagus untuk dibaca untuk segala usia. 

No comments:

Post a Comment